Sebuah Buku Kenangan Tentang -mu

Assalamualaikum Wr. Wb.

    Kisah ini, bisa jadi lanjutan cerita tentang -mu yang kedua setelah cerita ini. Ada begitu banyak kisah yang harus aku ceritakan tentang -mu. Bukan tentang senangku atau bahagiaku bersamamu. Tapi tentang kesedihan mendalam tentang bagaimana rasanya menyimpan perasaan secara diam-diam dan tetap diam menjaga sakit yang ditimbulkan saat mencintai diam-diam.

    Rumit?

    Tapi, tidak serumit kisah ini.

    Cerita yang aku ceritakan ini merupakan apa yang aku rasakan saat telah lulus. Lulus SMK, dimana aku menuntut ilmu. Dimana tempat sebuah kisah tanpa kata lahir. Kisah yang mana hanya bisa memandangi dari jauh. Hanya bisa mengagumi. Menatap dari jauh dan langsung melempar pusat pengelihatan kala dirimu melihat kearahku.

    Ada senyum kala itu. Tidak di wajah, melainkan di hati. Debaran jantung yang menguat dengan tiba-tiba. Debaran yang sungguh menakutkan. Debaran cinta. Debaran kekaguman. Debaran ketakutan apabila kau tahu jika aku menatapmu dari kejauhan dan melemparnya ke titik lain saat kamu menyadari itu.

    Ada ketakutan, juga kegilaan.

Foto: Punyaku. Punyaku. Punyaku.

   Seperti di setiap sekolah ketika lulus. Ada sebuah buku berjudul kenangan. Buku yang mengisi segala hal yang terjadi di tahun ajaran itu. Sebuah data dari sekolah itu. Dan juga ada sebuah rindu yang ikut hadir ketika membukanya.

 Aku merindukan mereka, teman seperjuanganku. Teman berbagi kisah sedih maupun senang. Mengukir sejarah bersama. Besedih bersama. Menggila bersama. Makan bersama. Merindu bersama.

   Tapi. tidak semua rindu dapat dilakukan bersama. Seperti merindunya, aku hanya bisa menyimpannya sendiri. Tak berkata. Berdiam diri di sudut hati. Menyendiri. Terpojokkan. Bagaimana tidak, toh dia tidak bisa tersampaikan, hingga memilih mengasingkan diri.

    Ada kamu di buku itu. Jujur, aku rindu. Di buku itu kamu tersenyum. Senyum khasmu. Senyum yang bisa membuat hati ini berebar. Seyum yang dapat membuatku gila saat melihatnya. Senyum yang hanya kamu yang memiliki. 

    Kamu yang mengisi kisah tanpa kataku. Kisah seperti yang sudah dijelaskan di atas. Kamu adalah tokoh utamanya. Tokoh yang selalu dikagumi oleh tokoh yang bukan siapa-siapa. Tokoh yang hanya bisa diam. Tokoh yang selalu menyimpan rindu untukmu. Dan juga sakit yang berusaha ia tahan karenanya.

Aku akan merindukan senyum-mu.
Walau tak pernah menatap senyum-mu dengan langsung, Tetap aku akan rindu. 
Ia adalah sebuah kisah tanpa kata.
Kisah yang mana terjadi di tempat itu.
Kisah yang mana hanya terisi dengan pandangan.
Satu arah.

________________________________

Bagaimana kisah di atas? *-
Sulit dimengerti? *Sudah dijelaskan di paragraf ke-tiga pada cerita ini.
Alur Cerita amburadul? *Yups.
Penulisan yang salah? *Bertebaran.
Atau terlalu banyak rindu pada cerita di atas? *Ember. :v


Thanks For Visit....
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Comments