Tetaplah Menjadi Benang Merahku

Assalamualaikum Wr. Wb.

    Suatu kali aku bermimpi pria tampan ini menggandeng tanganku dengan erat. Tidak ada kata terucap, hanya senyum tipis menghiasi bibirnya. Aku pun hanya tersenyum. Hangat, serasa ada damai dalam relung jiwa yang hampa, serasa ada damai dalam relung jiwa yang hampa, serasa ada desiran angin dalam jiwa yang letih.

    Aku hidup dalam kenangannya, kenangan miris yang tak mampu aku lupakan. Hanya derai hati yang menguatkan jiwa menegarkan hati.

    Setiap kali memandang pria tampan yang mirip dirimu jantung berdebar serasa nyeri. Bagaimana aku bisa melupakan setiap kenangan bersamamu. Aku hidup dalam kenanganmu. Bahkan jalan-jalan yang kita lalui, rumah yang kita tempati, bahkan makanan kesenanganmu, semua tergambar dirimu nyata. Langkah kaki di rumah pun tak pudar.

Foto dari: ipingberbagicerita.blogspot.com


    Setiap kali mengenangmu aku selalu mendengar langkahmu pasti, mendengar suara nafasmu, mendengar detak jantungmu.

    "Ckckckckckck.... mulai saraf aigooo....." jeritku dalam diri.

    Aku cuma punya mimpi bahagia bersamamu. Meski dunia kita berbeda aku yakin kau bersamaku. Karna saat aku pilu serasa kau memeluk hatiku untuk menenangkan jiwaku. Memberi kekuatan tak nyata tapi bagiku nyata.

    "Hmmmm... mulai kumat lagi..." jeritku lagi menyadarkan diri.

    Saat seseorang berbuat tak adil bagiku, kau memberi tameng agar aku tak duka.
     
    Thanks you so much, anakku.

    Tetaplah menjadi benang merahku. Semoga kita terlahir bersama di surga. Dunia ini terlalu seram. Sangking seramnya aku tak berani baca berita, tidak berani nonton tv kalau nonton film iya, hehehe....

- Selesai -

    Tulisan di atas, bukan karya saya. Karena saya belum punya anak eaaa.... Ini cerita dari tante saya. Beliau gak ceritain langsung ke saya. Ceritanya di post di facebook, bersamaan dengan foto beliau dan anak pertamanya.

    Aku suka membacanya. Baca cerita beliau tentang kerinduan terhadap anak pertamanya. Meski sudah berpisah, beliau masih menyayanginya. Ternyata memang benar, kalau kasih ibu sepanjang masa. Aku begitu terharu ketika membaca ini. Sangat. *Maafkan aku ibu T.T* 

    Untuk tante, terima kasih telah membuat cerita ini. Aku tak pernah bosan untuk membacanya. Selalu ingin lagi, lagi dan lagi. Tak pernah bosan aku baca ini. Selalu mengena. seperti ada desiran angin di hati.

Thanks For Visit...
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Comments