Pergimu Membuat Derita

Assalamualaikum Wr. Wb.

    Ramai ini menjadi sepi. Meski sebentar serasa selamanya. Sedikit seperti banyak. Dekat terasa jauh. Ringan menjadi berat. Dan aku di sini, menjadi rindu.

    Canda tawa kita menyebar hingga seisi rumah. Celotehmu menghadirkan senyum, yang mana kini tinggal memori. Candaanmu membuat kubetah terus berlama-lama berada di dekatmu. Tatapan mata  itu, begitu nyaman dipandang. Sorotan mataku berat untuk berpindah. Tapi kini, sorotan mata ini telah kehilangan titik fokusnya. Kepergianmu membawa derita bagi mata ini.

    Kehadiranmu di penghujung waktumu, membuatku menderita. Kenapa kau tak hadir sejak dulu. Pengakuanmu yang tiba-tiba haruslah tidak di waktu seperti itu. Tak kan banyak yang bisa kita lakukan. Waktu yang sedikit ini harus dipergunakan dengan baik. Kesempatan yang sedikit ini harus dipergunakan dengan baik. Kesempatan yang sedikit untuk kenangan mengenang hingga jiwa.

    Selepas kepergianmu, jalan menuju tempat lain serasa begitu jauh. Membayangkan memori saat aku dan kamu menyusuri jalan ini bersama dulu. Kaki ini seketika menjadi berat, tidak mungkin membeku. Sesak yang teramat di dada. Sembab di mata. Terluka di hati. Kenangan itu begitu membuat derita yang mendalam. Sebuah ingatan yang terasa ringan, ternyata berat untuk dilupakan. Ingatan yang menghadirkan rasa. Rasa yang biasa disebut rindu. Rindu akan dirimu di sisiku.


Foto dari Psychologytoday.com

    Sendiri. Aku seperti dulu. Tak berdua. Tanpamu. Hanya bersama ruang yang pernah kita buat bersama dulu. Ruang bahagia bersama berubah nama menjadi ruang merindu. Suatu tempat yang membuat hati ini terasa seperti tersayat. Air yang terjatuh dengan bebasnya. Senyum miris yang terlukis. Hingga tulang yang melemas dengan hanya mengingat kebersamaan kita.

Thanks For Visit...
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Comments