Selimut Yang Menghilang

Assalamualaikum Wr. Wb.

    Kala malam tiba, adalah hal yang kirindukan dari pembagian waktu dalam satu hari. Saat kita bersebelahan, dan berada di sisimu adalah tempat di mana aku sangat merasa nyaman. Aku selalu merasa bahagia, dan bersyukur karena berhasil mendapatkaanmu.

    Di saat malam, aku selalu memelukmu. Memeluk yang tak bisa ku lakukan selain saat malam menjelang. Sembari memeluk aku menyibukkan diri dengan bercerita keseharianku. Keseharian menyedihkan, tanpa ada dirimu di sampingku. Berceloteh dengan merangkulmu, dan tanpa tahu kau telah tak mendengar. Kau telah berada di sana, alam mimpi. Bisakah aku juga pergi ke sana bersamamu?

    Hangat selimut ini tak sebanding dengan hangatnya tubuhmu. Aroma tubuh yang ku rindu ikut mengisi malam kita. Kau tak pernah keberatan ketika aku menciummu tiba-tiba. Aku selalu nyaman, jatuh terhadapmu, jatuh-sejatuhnya. Tak kah kau merasa jatuh terhadap peluk hangat yang kuberikan?

    Tak kah kau merasakan hangat di dada ku? Bagian di mana itu berdetak begitu cepat saat ini.


    Bisakah aku melakukan ini setiap saat? Aku begitu nyaman dengan ini. Izinkan aku melakukannya lagi dan lagi. Kau membuat ku candu seperti sakau, karena mencintaimu, sekali saja tak membuatku puas. Hingga membuatku takut saat dirimu memilih untuk pergi. Tak bisakah kau bertanya padaku bagaimana keadaan ku ketika kau pergi. Aku rindu dengan titik nyaman itu. Titik di mana waktu sedetik seperti selamanya.

     Aku tidak menuduhmu egois, tapi setidaknya pikirkan bagaimana perasaanku. Bukan hanya di satu tempat aku merasa sakit, tapi seluruh tubuh ini. Tangan yang mana dulu sering menggenggam erat. Kaki yang mana selalu berjalan ber-iringan. Detak jantung yang mengalun bersama menjadi melodi. Mata yang selalu bertemu dalam tatap. Hidung yang selalu menghirup udara bersama. Bibir yang bergantian mengucap kata cinta. Telinga yang kini tidak dapat mendengar indah suaramu. Otak yang kini berantakan selepas kepergianmu.

     Sampai jumpa lagi di mimpi kita. Bukan. Mungkin bisa kau sebut mimpiku. Sebuah mimpi di mana aku bahagia memilikimu. Namun, mungkin tidak sebaliknya.


Thanks for Visit...
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Comments