Kepasrahan - Bunga Kepada Awan

Assalamualaikum Wr. Wb.

    Entah kapan bunga ini akan mekar. Sebatang bunga yang menanti turunnya hujan di musim kemarau. Bunga yang selalu memandang awan beterbangan. Melihatnya terbang membuat hati menangis. "Kenapa kau tak mengajakku, melihat keindahan dari atas bersama. Mungkin aku hanyalah bunga yang banyak berharap padamu. Tapi yakinlah, aku disini memandangmu dari kejauhan. Walaupun kau tak memandangku, aku akan tetap berharap padamu. Suatu saat hari itu akan tiba. Hari dimana hujan akan turun, karena kau melihatku mengering akibat keyakinanku sendiri. Terima kasih telah melihatku, meski itu tak akan berguna lagi. Aku menyerah akan dirimu."

Foto dari ruangmuslimah.com
Foto dari ruangmuslimah.com

Ilustrasi:

  Tak kau melihatku di sini. Seseorang yang selalu menunggumu. Seseorang yang selalu memperhatikanmu. Seseorang yang selalu memberi tatapan manis tiap pandanganku mengarah padamu. Aku ada di sini. Selalu di sini. Aku tak ingat berapa lama aku telah mengangumi, mungkin sekarang telah berubah menjadi cinta. Aku ingin sekali menjadi matamu. Ingin tahu apakah aku ada dalam pandanganmu. Ingin tahu objek apa yang menjadi favoritmu. Apakah aku?

    Benar apa kata orang-orang, menunggu memang membosankan. Menunggu yang tak pasti tentunya. Penantian ku sebentar lagi akan selesai. Tapi kamu, tak kunjung tahu keberadaanku. Kelak kamu akan tahu di mana aku berada. Keberadaan yang mungkin sudah tak berarti lagi. Keberadaan dari sebuah jasad yang tak berarti. Jasad yang hanya menunjukkan wujud, dengan perasaan menggebuku di dalam sana. Aku pergi dengan membawa lelah, dan senyum. Senyum karena kau telah melihat keberadaanku yang sekarang.

    Terima kasih telah melihatku. Aku akan membawa perasaan bahagia ini dan meninggalkan jasad itu tanpa sebuah rasa yang tersimpan. Selamat tinggal pujaanku. Walau aku bukan pujaanmu.



Thanks for Visit....
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Comments